Merger & Acquisition Accounting melibatkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan; bagaimana transaksinya distrukturisasi, bagaimana kesepakatan (M&A) dicatat, kapan konsolidasi dilakukan. Yang paling penting adalah "bagaimana laporan M&A disusun" agar bisa me-representansi posisi keuangan obyektif baik itu di sisi perusahaan induk (acquirer/parent company) maupun subsidiary (acquire). Artikel ini adalah lanjutan dari Merger & Acquisition Accounting -Part1.


So, you are questioning me “where/what is importance of accounting in M&A areas?”

Here they are:

[-]. M&As require understanding of accounting (no doubt!)

[-]. Need to see “behind the numbers”

[-]. Combining firms results in substantially different financial statements, you should know about how to account this.

[-]. Controversy regarding M&A accounting: Purchase accounting & Pooling-of-interests accounting.

Okay, tapi bagaimana?, saya benar-benar tidak mengerti.

Terimaksih untuk tetap bersabar :-), saya bisa mengerti jika ini sedikit lebih sulit untuk dipahami (terutama bagi rekan-rekan pemula, atau yang basic accountingnya tidak cukup kuat), untuk itu saya tidak menganjurkan agar anda memaksakan diri untuk menyukai ataupun memahaminya. Tapi jika berusaha dan bersabar, percayalah ini tidak akan sesulit yang dibayangkan.

Anyway, from now on, I am going to make it sound easier and faster for you… ;-) just let’s go back to the topic.


Metode pencatatan M&A

Ada 2 (dua) metode pencatatan:

[1]. Purchase Method (Metode Pembelian):
Metode ini mengakui adanya goodwill, dengan nilai goodwill sebesar selisih dari harga beli dan harga wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi.

Catatan:
Goodwill considered as a factor yang menyebabkan perusahaan dapat memperoleh laba di atas rata-rata. Seperti aktiva lainnya goodwill dinilai berdasarkan biaya perolehan awalnya dari pembeli jika dapat secara objective ditentukan, untuk selanjutnya di amortisasi.

[2]. Pooling of Interest Method (Metode Penggabungan kepemilikan)
Metode ini tidak mengakui adanya goodwill karena tidak ada harga beli, hanya nilai buku yang terbawa (diakui).

FASB No 141 ”Busines Combination” tahun 2001 menyatakan penghapusan “Pool of Interest Method. So sejak statement#141 dikeluarkan, diharapkan semua M&A menggunakan metode pembelian.

Pada prakteknya, masih banyak M&A yang menggunakan Pool of Interest Method.

Know Why it is so......

[-]. Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang direvaluasi.
[-]. Terhindar dari beban amortisasi goodwill.
[-]. Peningkatan fleksibilitas manajemen terkait dengan dividen.
[-]. Manajemen memiliki kesempatan menciptakan laba yang sebelumnya belum dilaporkan
[-]. Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam M&A’s
[-]. Melindungi manajemen dari kritik pemegang saham (harga beli aktiva yang lebih tinggi dari nilai wajar aktiva)

Karena Pool Of Interest Method tidak dibenarkan, mungkin pool of interest method tidak perlu saya bahas, let’s focus on the valid method to make it easier & faster.


Mendeterminasi “Nilai Beli” dalam “Purchase Method” M&A

Pembeli memperhitungkan seluruh biaya perolehan sehubungan dengan akuisisi aktiva bersih atau saham perushaan lain sebagai bagian dari harga beli.

Ada beberapa expenditure yang mungkin timbul dari M&A’s:

Direct Expenditure: imbal jasa bagi penemu (finder’s fee), Accounta fee, Lawyer Fee dan Appraisal fee

Expenditure pengeluaran efek: biaya pendaftaran efek, audit, dan hukum sehubungan pendaftaran saham dan komisi pialang.

Indirect & General Expenditure: biaya gaji accountant yang merupakan pegawai perusahaan pengakuisisi dalam M&A’s

Contoh Kasus:

Pada tanggal 1 Januari 2008, Royal Bali Inc. (RBC) membeli semua aktiva dan kewajiban PT. Baik Baik Saja (BBS) dalam satu merger dengan mengeluarkan 10,000 lembar saham PT. Baik Baik Saja dengan nilai nominal $ 10. Saham yang dikeluaran tersebut mempunyai nilai pasar $ 600,000.

Royal Bali Inc mengeluarkan Legal expense dan Appraisal expense sebesar $40,000 sehubungan dengan M&A’s dan biaya pengeluaran saham sebesar $25,000.

Total harga beli saham, sama dengan nilai saham yang dikeluarkan Royal Bali Inc ditambah biaya tambahan yang terjadi sehubungan dengan akuisisi aktiva.

Total Harga Beli dapat dihitung:
Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $ 600,000
Other Acquisition Cost = $40,000
--------------------------------------------------------
Total Harga Beli = $640,000

Saham yang dikeluarkan oleh Royal Bali Inc untuk melakukan M&A’s dinilai pada nilai wajar dikurangi dengan biaya pengeluaran saham.

Nilai tercatat sahamnya dihitung dengan:
Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $600,000
Biaya Pengeluaran Saham = ($25,000)
--------------------------------------------------------
Nilai tercatat saham = $575,000


Perbandingan Nilai Buku dengan Nilai Wajar M&A’s melalui pembelian aktiva bersih PT. Baik Baik Saja menjadi sebagai berikut:



Transaksi M&A dicatat dengan jurnal:

[Debit]. Kas dan Piutang = $ 45,000
[Debit]. Persediaan = $ 75,000
[Debit]. Tanah = $ 70,000
[Debit]. Bangunan & Peralatan = $ 350,000
[Debit]. Paten = $ 80,000
[Debit]. Goodwill = $ 130,000

[Credit]. Kewajiban lancar = $ 110,000
[Credit]. Saham biasa = $ 100,000
[Credit]. Tambahan modal disetor = $ 475,000
[Credit]. Biaya merger tangguhan = $ 40.000
[Credit]. Biaya pengeluaran Saham tangguhan = $ 25.000

Catatan:

[-]. Goodwill sebesar $ 130,000 berasal dari total harga beli aktiva bersih dikurangi dengan nilai wajar dari aktiva bersih; $640,000 – $510,000 = $130,000

[-]. Nilai Saham Biasa = $10 x $ 10,000 = $ 100,000

[-]. Tambahan Modal disetor = Nilai tercatat saham–Saham biasa= 575,000-100,000 = $475,000


M&A’s melalui Pembelian Saham (Share Acquisition)

M&A’s yang dilakukan melalui pembelian saham berhak suara dari perusahaan lain bukan melalui akuisisi aktiva bersih disebut dengan SHARE ACQUISITION (read;Acquisition saja).

Contoh kasus:

Royal Bali Inc menukarkan 10,000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar $ 600,000 untuk semua saham PT. Baik Baik Saja dalam transaksi pembelian, timbul biaya merger sebesar $40,000 dan biaya pengeluaran saham $ 25,000 yang sebelumnya dicatat dalam Account tangguhan.

Untuk mencatat pembelian saham PT Baik Baik Saja, maka di jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham PT. Baik Baik Saja = $640,000
[Credit]. Saham biasa = $100,000
[Credit]. Tambahan Modal disetor = $475,000
[Credit]. Biaya merger tangguhan = $40,000
[Credit]. Biaya pengeluaran saham tangguhan = $25,000


Pelaporan Kepemilikan Antar-Perusahaan

Untuk investasi pada saham biasa, pelaporan kepemilikan antar-perusahaan dapat menggunakan 3 (tiga) method, yaitu:

[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi
[-]. Expense Method
[-]. Equity Method

Penerapan metode tergantung pada ”Control Level Factor” yang dimiliki investor pada investee.

[-]. Expense Method: untuk tingkat kepemilikan 0% - 20 % memiliki Control Level yang tidak signifikan.

[-]. Equity Method: untuk tingkat kepemilikan > 20% - 50 % memiliki Control Level yang signifikan.

[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi: Tingkat kepemilikan > 50 % memiliki Control Level yang dominant.

Selanjutnya kita bahas satu persatu untuk masing-masing method di atas.


Expense Method

Outlined:

[-]. Dicatat oleh investor berdasarkan biaya historisnya.
[-]. Pendapatan diakui oleh investor jika deviden diumumkan oleh invstee
[-]. Expense Method digunakan ketika investor tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan atau tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas investee, yang disebabkaan besarnya investasi investor ke investee (kurang dari 20%)


Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja (BBS) senilai $100,000 pada awal tahun tetapi tidak memiliki pengaruh sigifikan kepada BBS. Selama tahun berjalan BBS memiliki laba bersih $50,000 dan membayar dividen $20,000.

PT. Royal Bali Cemerlang mencatatnya dengan jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham biasa BBS = $100,000
[Credit]. Kas = $100,000
(Catatan: Untuk mencatat pembelian pada saham biaya PT. Baik Baik Saja).

[Debit]. Kas = $4,000
[Credit]. Pendapatan Dividen = $ 4,000
(Catatan: Untuk mencatat pendapatan dividen dari PT. Baik Baik Saja=$20.000 x 20%).

Catatan:

RBC hanya mencatat bagiannya atas laba yang di bagikan oleh BBS dan tidak membuat jurnal untuk bagian yang tidak dibagikan. Nilai tercatat investasi tetap sebesar biaya perolehan awal $ 100,000.


Equity Method (Metode Ekuitas)

Outlined:

[-]. Ditujukan untuk mencerminkan perubahan Equity atau kepemilikan investor dalam investee.

[-]. Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan disesuaikan tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investee dan dividen yang diumumkan oleh investee

Equity Method diharuskan penggunaannya untuk pelaporan investasi dalam saham perusahaan jenis berikut ini:

[-]. Corporate Joint Venture: Perush dimiliki dan dioperasikan oleh kelompok usaha kecil, dimana tidak satu pun yang memiliki kepemilikan mayoritas dalam saham biasa joint venture tsb.

[-]. Perusahaan dengan kepemilikan investor atas saham berhak suara, memberikan investor ”kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan" atas kebijakan operasi dan keuangan perusahaan.


Investor’s Equity Outlined:

Atas “Laba bersih” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
[-]. Dicatat pendapatan dari investasi
[-]. Peningkatan account investasi

Atas ”Rugi bersih” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
Kebalikan jika “Laba Bersih”

Atas ”Pembagian Dividen” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
[-]. Dicatat Kas/Piutang
[-]. Mencatat Penurunan Account investasi

Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi pengaruh signifikan atas BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan.

RBC mencatat bagiannya atas laba BBS sebesar $ 12,000 dengan jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham BBS = $12,000
[Credit]. Pendapatan dari Investee = $12,000
(Pendapatan dari investasi pada PT. Baik Baik Saja $60,000 x 20% = $12,000)

Catatan:

Jurnal ini disebut sebagai “Accrual Equity” yang biasanya dibuat sebagai Adjustment jurnal pada akhir periode. Apabila investee melaporkan kerugian untuk periode tersebut, investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat investasi sebesar jumlah porsi kerugian.

Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi pengaruh signifikan atas BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan. BBS juga mengumumkan dan membayar dividen sebesar $20,000.

RBC mencatat bagiannya atas dividen BBS dengan jurnal:

[Debit]. Kas = $4,000
[Credit]. Investasi (pd saham PT. Baik Baik Saja)= $4,000
(Penerimaan dividen dari PT. Baik Baik Saja 20% x 20.000)

Pada buku investasi akan kelihatan:

[-]. Biaya Perolehan Awal Investasi = $100,000
[-]. Accrual Equity = $12,000 [=$60,000 x 20%]
[-]. Dividen = ($4,000) [=$20,000 x 20%]
----------------------------------------------------------
Saldo Investasi pada BBS = $108,000


Laporan Keuangan Konsolidasi

Setelah Merger & Acquisition Accounting – Part 2 ini, akan dibahas secara mengkhusus mengenai Laporan Keuangan Konsolidasi yang melibatkan penggabungan untuk pelaporan keuangan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban individual untuk dua atau lebih perusahaan yang berhubungan istimewa seakan-akan adalah satu entity. Termasuk prosedur pengeliminasian semua kepemilikan dan aktivitas antar perusahaan.





Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book